Egianus Kogoya Kesal: Sabby Sambom Cuma Pandai Koar-Koar, Bukan Pejuang Papua!

Retaknya barisan dalam tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) makin terlihat. Dalam sebuah pernyataan tajam, Egianus Kogoya, salah satu pimpinan militer OPM di lapangan, melontarkan kritik pedas kepada Sabby Sambom, yang selama ini dikenal sebagai juru bicara kelompok separatis tersebut.

Dalam wawancara eksklusif yang diperoleh dari sumber internal, Egianus tidak segan menyebut Sabby sebagai sosok yang “hanya pandai bicara tapi tidak pernah berjuang langsung di medan tempur.”

Sabby Sambom Sibuk Cari Panggung

“Setiap ada kejadian sekecil apapun, dia langsung buat konferensi pers. Ledakan kecil dibilang ‘bom kemerdekaan’. Padahal di lapangan tidak ada apa-apa,” ujar Egianus dalam rekaman yang beredar.

Egianus menilai, Sabby lebih sibuk membangun citra diri sebagai ‘pejuang’ melalui kamera, ketimbang memberikan kontribusi nyata untuk pergerakan OPM. Pernyataan-pernyataan Sabby kerap dianggap berlebihan, bahkan tidak mewakili kenyataan di lapangan.

Sindiran Keras: “Kalau Pejuang, Turun ke Hutan!”

Dalam nada tegas, Egianus menyindir keras:
“Kalau kamu memang pejuang sejati, datang ke hutan. Bertempur bersama kami. Jangan cuma duduk depan kamera dan bicara seperti anak kecil yang merengek.”

Menurut Egianus, perjuangan tidak dilakukan dari balik meja atau lewat video, melainkan dari hutan-hutan Papua yang penuh bahaya. Ia mengklaim bahwa para pejuang sejati berada di lapangan—bukan di luar negeri atau kota-kota besar.

OPM Pecah Komando, TNI Semakin Kuat

Pernyataan Egianus mencuat di tengah meningkatnya kehadiran TNI di wilayah rawan Papua. Sementara aparat keamanan terus menekan kekuatan separatis, internal OPM justru disibukkan dengan konflik kepemimpinan dan perebutan pengaruh.

“OPM sekarang seperti kehilangan arah. Kami bertempur, tapi di atas malah sibuk debat siapa yang paling berhak bicara,” lanjut Egianus.

Motivasi Sabby Dipertanyakan: Jabatan atau Perjuangan?

Beberapa sumber di lapangan mulai mempertanyakan niat Sabby Sambom. Banyak yang menilai bahwa ia lebih tertarik mengejar pengaruh dan posisi di organisasi, ketimbang benar-benar memperjuangkan kemerdekaan Papua.

“Yang dibutuhkan sekarang adalah aksi nyata, bukan drama konferensi pers tiap minggu,” kata Egianus menutup komentarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top